LAPORAN
FISIKA DASAR I KOMPOSISI GAYA
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR I
KOMPOSISI GAYA
|
|
|||||
|
|
|||||
|
|
|||||
Disusun Oeh:
Nama : ANDRI
NIM : D1021151075
LABORATORIUM FISIKA
DASAR1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNG PURA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan
resultan gaya dan resultan momen gaya sama dengan no. Kesetimbangan benda
sangat penting untuk dipelajari karena banyak sekali kegunaannya, antara lain
dalam bidang teknik, bidang olahraga dan terkadang juga bidang medis.
Keseimbangan merupakan konsep yang sangat erat
kaitannya dengan kenyamanan hidup manusia. Dalam tubuh manusia saja konsep
keseimbangan itu ada. Manusia bisa berjalan dengan baik salah satunya karena
adanya konsep keseimbangan.
Kesetimbangan
biasa terjadi pada:
o Benda yang diam
(statik)
Contoh:
semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan dan lain-lain.
o Benda yang bergerak
lurus beraturan (dinamik)
Contoh:
gerak meteor diruang hampa, gerak kereta api diluar kota, elektron mengelilingi
inti anom, bumi mengelilingi matahari, dan lain-lain.
Dengan adanya praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu
menentukan gaya-gaya yang bekerja pada titik kesetimbangan secara tepat.
1.2 Tujuan
o Menentukan besarnya gaya-gaya yang
bekerja pada titik kesetimbangan melalui percobaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kesetimbangan benda sangat penting untuk dipelajari
karena banyak sekali kegunaannya, antara lain dibidang teknik, bidang olahraga
dan terkadang juga dalam bidang medis. Kesetimbangan pada sebuah
partikel dapat dianggap sebagai suatu kesetimbangan pada suatu titik. Partikel
dianggap sebagai satu benda yang dapat diabaikan massanya atau dianggap bekerja
pada titik tersebut.
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan
sehingga dapat digambarkan sebagai suatu titik materi. Akibatnya, jika gaya
bekerja pada partikel, titik tangkap gaya berada tepat pada partikel-partikel
tersebut. Oleh karena itu, partikel hanya mengalami gerak translasi dan tidak
mengalami gerak rotaso.
Suatu partikel dikatakan dalam keadaan setimbang
apabila resultan gaya yang berkerja pada partikel sama dengan nol.
Apabila partikel pada bidang xy, maka syarat
kesetmbangan adalah resultan gaya pada komponen sumbu x dan sumbu y sama dengan
nol.
Berdasarkan hukum I Newton, jika resultan gaya yang
bekerja pada benda sama dengan nol, maka percepatan benda menjadi no. Artinya
bahwa partikel dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan tetap. Apabila
partikel dalam keadaan diam disebut mengalami kesetimbangan statis, sedangkan
jika bergerak dengan kecepatan tetap disebut kesetimbangan dinamis.
Berdasarkan kedudukan titik beratnya, keseimbangan
benda ketika dalam keadaan diam (keseimbangan statis) dikelompokkan menjadi tiga:
o Keseimbangan stabil
Yaitu
keseimbangan yang dialami benda dimana apabila dipengaruhi oleh gaya atau
gangguan kecil benda tersebut akan segera keposisi keseimbangan semula.
o Keseimbangan labil
Yaitu
keseimbangan benda yang apabila diberi sedikit gangguan benda tersebut tidak
bisa kembali keposisi keseimbangan semula.
o Keseimbangan indeferen
atau netral
Yaitu
keseimbangan yang dialami benda yang apabila diberikan sedikit gangguan benda
tersebut tidak mengalami perubahan titik berat benda.
Suatu benda tegar berada dalam keadaan seimbang jika
pas diletakkan dititik beratnya. Titik berat adalah titik dimana benda akan
berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda
tegar mengalami gerak translasi dan rotasi sekaligus maka pada saat itu titik
berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan gerak dari titik berat
ini menggambarkan lintasan gerak translasinya.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
o Statif
o Dinamometer 3 N
o Beban 50 gram
o Benang
o Busur derajat
o Kertas putih
3.2 Prosedur Kerja
a. Dirakit
statif dan dinamometer seperti pada gambar
b. Diikat beban
dengan benang dan dibuat simpul untuk nantinya diikatkan pada dinamometer
c. Digantung
beban paa dinamometer. Diperiksa beban dan dicatat pada tabel.
d. Digeser dasar
statif agar masing-masing dinamometer membentuk sudut ± 20o dengan
garis vertikal, diukur sudut a1 dan a2 dengan busur derajat dan dicatat
hasilnya pada tabel.
e. Dibaca
besarnya F1 dan F2 pada masing-masing dinamometer dan dicatat hasilnya pada
tabel.
f. Diulangi
langkah d dan c untuk sudut-sudut yang berbeda.
g. Dilaporkan
hasil percobaan yang dilakukan dan dibuat kesimpulan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
|
No
|
ᵝ3
|
Berat beban
|
|||||
|
A1
|
A2
|
F1
|
F2
|
ᵝ1
|
ᵝ2
|
||
|
1
|
20o
|
20 o
|
0,25 N
|
0,25 N
|
0,49N
|
160 o
|
160 o
|
|
2
|
30 o
|
30 o
|
0,30 N
|
0,30 N
|
0,49N
|
150 o
|
150 o
|
|
3
|
45 o
|
45 o
|
0,35 N
|
0,35 N
|
0,49N
|
135 o
|
135 o
|
|
4
|
20 o
|
30 o
|
0,25 N
|
0,30 N
|
0,49N
|
150 o
|
160 o
|
Massa beban 50 gram
4.2 Pembahasan
Keseimbangan
adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan momen gaya sama dengan nol.
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan sehingga dapat digambarkan
sebagai suatu titik materi. Suatu partikel disebut dalam keadaan seimbang bila
jumah aljabar gaya-gaya yang bekerja pada pertikel tersebut sama dengan nol.
Syarat keseimbangan partikel adalah F=0. Jika partikel terletak pada bidang xy
maka syarat keseimbangan:
Pada percobaan ini, kami melakukan pengukuran
kesetimbangan benda yang memiliki massa 50 gram. Percobaan dilakkukan sebanyak
empat kali dengan sudut yang berbeda-beda disetiap percobaannya. Besarnya gaya
yang bekerja pada benda diperoleh melaui pembacaan dinamometer yang dipasang
pada statif.
Pada percobaan pertama dengan besar sudut A1 =
20o dan A2=20o diperoleh hasil F1 dan
F2 masing-masing 0,25 N. Sehingga diperoleh F1 dan
F2 teori masing-masing 0,26 N. Persentase kesalahan F1 adalah
3,8% dan persentase kesalahan F2 adalah 3,8%.
Pada percobaan kedua dengan besar sudut A1=30o dan
A2=30o, didapat hasil pembacaan F1 sebesar
0,30 N dan F2 sebesar 0,30 N. Dalam perhitungannya F1 dan
F2 teori yang diperoeh sama besar dengan F1 dan
F2 hasil pembacaan skala yaitu 0,30 N. Sehingga persentase
kesalahannya adalah nol.
Pada percobaan ketiga dengan besar sudut A1 dan
A2 masing-masing 45o, diperoleh hasil F1 dan
F2 yaitu 0,35 N. F1 dan F2 teori
yang dihitung mendapat hasil yang sama yaitu 0,343 N. Sehingga persentase
kesalahan untuk masing-masing F1 dan F2 adalah
2,04%.
Pada percobaan keempat dengan besar sudut A1 =
20o dan A2=30o. Dari hasil pembacaan
skala didapat F1 sebesar 0,25 N dan F2 sebesar
0,30 N. Dari hasil perhitungan diperoeh F1 teori sebesar 0,32 N
dan F2 teori sebesar 0,21 N. Sehingga didapat persentase
kesalahan F1 sebesar 21,8% dan persentase kesalahan F2 yaitu
42,8%.
Pada percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa
persentase kesalahan pada percobaan keempat cukup besar. Hal ini disebabkan
oleh pengamat yang kkurang teliti dalam meakukan percobaan.
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
o Kesetimbangan adalah suatu kondisi
benda dengan kondisi resultan gaya dan momen gaya sama dengan nol.
o Menentukan besar gaya-gaya yang
bekerja pada titik kesetimbangan dapat diukur dengan persamaan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar